Popular Posts

About

Kebutuhan

Páginas

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Buscar

Selasa, 18 November 2014
LKS BAHASA DAERAH
TAHUN AJARAN 2014/2015
SMA KRISTEN PETRA  1 SURABAYA


MENGENAL WAYANG SEBAGAI WARISAN BUDAYA JAWA

Dilihat dari sudut pandang terminologi ada beberapa pendapat mengenai asal kata wayang. Pendapat pertama mengatakan wayang berasal dari kata wayangan­ atau bayangan yaitu sumber ilham, yang maksudnya yaitu ide dalam menggambar wujud tokoh. Sedangkan pada pendapat kedua mengatakan kata wayang berasal dari Wad dan Hyang, artinya leluhur. Dalam Kamus Bahasa Indonesia Wayang berarti sesuatu yang dimainkan ki Dalang berupa gambar pahatan dari kulit binatang, melambangkan watak-watak manusia. Secara umum wayang mengambil cerita dari naskah Mahabharata dan Ramayana, tetapi tak dibatasi hanya dengan pakem (standard) tersebut, ki dalang bisa juga memainkan lakon carangan (gubahan). Beberapa cerita diambil dari cerita Panji.
Pertunjukan wayang kulit telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan berharga (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity). Wayang kulit lebih populer di Jawa bagian tengah dan timur, sedangkan wayang golek lebih sering dimainkan di Jawa Barat.
Ada dua pendapat mengenai asal – usul wayang. Pertama, pendapat bahwa wayang berasal dan lahir pertama kali di Pulau Jawa, tepatnya di Jawa Timur. Pendapat ini selain dianut dan dikemukakan oleh para peneliti dan ahli-ahli bangsa Indonesia, juga merupakan hasil penelitian sarjana-sarjana Barat. Di antara para sarjana Barat yang termasuk kelompok ini, adalah Hazeau, Brandes, Kats, Rentse, dan Kruyt. Alasan mereka cukup kuat. Di antaranya, bahwa seni wayang masih amat erat kaitannya dengan keadaan sosiokultural dan religi bangsa Indonesia, khususnya orang Jawa. Panakawan, tokoh terpenting dalam pewayangan, yakni Semar, Gareng, Petruk, Bagong, hanya ada dalam pewayangan Indonesia, dan tidak di negara lain. Sementara itu, pendapat kedua menduga wayang berasal dari India, yang dibawa bersama dengan agama Hindu ke Indonesia. Mereka antara lain adalah Pischel, Hidding, Krom, Poensen, Goslings, dan Rassers. Sebagian besar kelompok kedua ini adalah sarjana Inggris, negeri Eropa yang pernah menjajah India. Namun, sejak tahun 1950-an, buku-buku pe­wayangan seolah sudah sepakat bahwa wayang memang berasal dari Pulau Jawa, dan sama sekali tidak diimpor dari negara lain. Hal ini didasarkan atas adanya beberapa Karya sastra yang menjadi bahan cerita wayang sudah ditulis oleh para pujangga Indonesia, sejak abad X.

Pandu adalah pemimpin kerajaan Kuru di  Hastinapura, dia menikah dengan dua wanita yaitu, Kunthi dan Madrim. Pandu tidak memiliki keturunan karena kutukan dewa., tetapi karena kedua istrinya meminta bantuan kepada Resi, maka lahirlah Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa. Kelima anak tersebut dikenal sebagai Pandawa. Setelah kematian Pandu, tahta dititipkan kepada Destrarasta, yang merupakan kakak tiri dari Pandu. Destrarasta memiliki seratus anak (Korawa) dari Gendari istrinya.
Konflik bermula ketika Destrarasta akan menyerahkan tahta kerajaan Kuru kepada Yudistira, anak tertua Pandu. Duryudana yang merupakan anak tertua dari Destrarasta tidak menerima keputusan tersebut, maka ia berusaha menyingkirkan para Pandawa. Akhirnya terjadilah perang besar yang dikenal dengan perang Baratayuda. Dalam perang tersebut, Korawa yang dipimpin oleh Duryudana dapat dikalahkan.
WATAK TOKOH DALAM PEWAYANGAN
Dunia pewayangan (wayang kulit) melalui tokoh-tokohnya sebenarnya memuat banyak simbol dan karakteristik watak manusia. Tokoh-tokoh dalam pewayangan memiliki watak baik dan buruk. Pandawa Lima dalam cerita Bahabharata merupakan tokoh yang baik, sedangkan Korawa merupakan tokoh yang jahat. Secara tidak langsung cerita pewayangan mengajarkan untuk mengetahui perbedaan watak baik dan buruk, dan juga untuk memberikan pemahaman bahwa orang-orang dengan sifat licik, dan menghalalkan segala cara suatu saat akan mendapatkan balasan yang setimpal.
Berikut ini beberapa contoh watak beberapa tokoh wayang:
NO
NAMA TOKOH
WATAK
1.
Yudhistira
Sifatnya sangat bijaksana, tidak memiliki musuh, hampir tak pernah berdusta seumur hidupnya. Memiliki moral yang sangat tinggi, suka memaafkan serta suka mengampuni musuh yang sudah menyerah
2.
Bima
Bima memililki sifat dan perwatakan; gagah berani, teguh, kuat, tabah, patuh dan jujur.
3.
Arjuna
Arjuna memiliki sifat perwatakan cerdik pandai, pendiam, lemah lembut budinya,teliti, sopan-santun, berani dan suka melindungi yang lemah.
4.
Nakula
perwatakan jujur, setia, taat pada orang tua dan tahu membalas budi serta dapat menjaga rahasia
5.
Sadewa
perwatakan jujur, setia, taat pada orang tua dan tahu membalas budi serta dapat menjaga rahasia.

TUGAS!
Buatlah satu tokoh wayang dengan ukuran kertas folio, sertakan deskripsi dan keterangan watak yang dimiliki tokoh tersebut.
Kerjakan bersama kelompok yang telah ditentukan.
Kelompok 1 : Semar                           Kelompok 6 : Yudhistira
Kelompok 2 : Pandu                           Kelompok 7 : Bima
Kelompok 3 : Duryudana                   Kelompok 8 : Arjuna
Kelompok 4 : Kunthi                          Kelompok 9 : Sangkuni
Kelompok 5 : Sadewa                         Kelompok 10 : Nakula


                                               

0 komentar: